BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah memberi kita nikmat Iman dan Islam sehingga berkat hidayah 'inayah serta
taufiq Nya hingga Alhamdulillah sampai saat ini kita selalu dapat menjalankan syariat-syariat yang
telah digariskan oleh-Nya.
Sholawat ma’assalam sudah seharusnya tak
henti-hentinya kita haturkan ke haribaan junjungan kita, Pamungkas para Nabi
dan Rasul sekaligus pemberi syafaat kepada ummat-nya di hari kiamat nanti,
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita semua termasuk di
dalam golongan orang-orang yang akan mendapat syafaat beliau. Amin yaa Rabbal Aalamin.
Sahabat-ku.., inilah
virus wahabi yang harus kita waspadai.., karena ibarat yahudi terbungkus dengan pengakuan ASWAJA dan sebagai "tameng" dengan dalih pembaharuan
ASWAJA masuk mengakar ke generasi anak-anak muda islam
(biasanya dikalangan kampus MPM mahasiswa pecinta mushallah) merusak aqidah ASWAJA yang murni dengan senjata ampuh mereka "Kullu
Bid'atin Dholalah".
Sahabat pembaca…, mari kita mengkaji kembali sebagaimana
sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur
(Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan
Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Kasihan orang
yang telah tercuci /
terdoktrin oleh virus mereka ini, padahal
mereka tidak mengetahui
siapa dalang dibelakang Pemahaman Mazhab Wahabi yang membenci Keturunan Rasulullah dengan "Harga Mati".
Itulah
sahabat-ku sehingga kenapa mereka gak percaya Kewalian,Tabarruq, Maulid
Nabi.., karena mereka yang merancang pemahaman wahabi ini tau betul kekuatan islam berada pada Dzurriah rasul....Cobalah mari kita
lebih menggali pemahaman ASWAJA yang murni (Dari Segi
Aqidah) jangan Cuma kita terkungkung pada pemikiran-pemikiran kita
sendiri....
Nah sahabat pembaca yang saya mulyakan…, Menanggapi banyaknya permintaan
tentang sejarah berdirinya Wahabi maka pada kesempatan kali ini, saya berusaha dengan maksimal untuk memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal
usul dan sejarah perkembangan-nya semaksimal
mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat
dipertanggung-jawabkan, diantaranya:
1.
Fitnatul
Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
2.
I’tirofatul
Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher.
3.
Daulah
Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan
lain-lain.
4.
Naskah Habib
Munzir Bin Fuad Al Musawwa
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama
pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M).
Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara
ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran,
India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh
seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata
Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk
menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan
sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan
Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program
kerja kaum kolonial dengan aliran-nya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup
di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayah-nya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang
baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya
mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan
menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati
terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu
terbukti ayah-nya pun menentang dan memberi peringatan khusus
padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari
madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul “As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah”. Tidak ketinggalan pula salah satu guru-nya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi
as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat: “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku
menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin,
jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi
manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan
dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia
menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan
As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau
menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih
dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.
Sahabat-ku…, sebelum kita lanjutkan.., yang harus kita ketahui terlebih
dahulu bahwa :
Madzhab “Ahlus Sunah
sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : “Dan barang siapa
yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan
kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali” (QS.
An-Nisa: 115)
Nah salah
satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah
mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan Tawassul,
Ziarah kubur, Maulid
Nabi, dan lain-lain-nya.
Berbagai Dalil
akurat yang disampaikan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berkaitan dengan Tawassul,
Ziarah kubur serta Maulid,
ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru
berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk
guru-guru-nya sendiri…, NAUDZUBILLAH
Sahabat-ku.., pada
satu kesempatan pernah ada seseorang
bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari
neraka pada bulan Ramadhan.? Dengan segera
dia menjawab, “Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir
malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan
dari awal sampai akhir Ramadhan” Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu
tidak mencapai satu persen pun dari
jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut.? Dari manakah jumlah sebanyak itu.? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu
saja yang muslim..!
Hehehe sahabat-ku…, mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam
seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris
nasehat ayah-nya dan guru-gurunya itu.
Dengan berdalihkan pemurnian ajaran
Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang
yang pengetahuan agama-nya minim banyak
yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikut-nya
adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M)
pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertua-nya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkan-nya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud
sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh
untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakan-nya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir
dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab
sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah
Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya
keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari
daerah-nya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya
dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi
pengikutnya, maka orang tersebut harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya
kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik,
begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama
besar sebelum-nya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal
tersebut , maka akan diterima menjadi pengikutnya, kalau
tidak maka orang tersebut- pun langsung dibunuh.
Muhammad bin Abdul Wahab juga sering
merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para
pengikut-nya melecehkan Nabi di hadapan-nya, sampai-sampai seorang pengikut-nya berkata : “Tongkatku
ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan
membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaat-nya sama sekali.
Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan
pengikutnya tak ubah-nya seperti Nabi
di hadapan umatnya. Pengikut-nya semakin
banyak dan wilayah kekuasaan-nya semakin luas.
Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggap-nya keliru dalam masyarakat Arab, seperti Tawassul, Ziarah kubur, Peringatan Maulid dan lain sebagainya.
Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang
makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak,
tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib.
Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada
Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang
ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad SAW.
Keberhasilan menaklukkan Madinah
berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup
Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan
puluhan kubah di Ma’la, termasuk
kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan
Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.
Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil
bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki
ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.
Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani,
Istanbul-Turki, murka.
Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di
Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkan-nya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut
kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun
1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan
kelemahan Turki akibat kekalahan-nya dalam Perang
Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di
Arab Saudi.
Sahabat-ku.., dewasa
ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar
AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia
Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok
ekstrem ini selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama
Sunni-Syafi’i yang sudah mapan.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lain-nya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam
sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la
(Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan
tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah
Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan
menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya
desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi
benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati
nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi
Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi
karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan
niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan
dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang
menentang-nya maka mereka
mengurungkan-nya.
Sahabat-ku.., pengembangan
kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs
sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah
SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat
keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar
untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah-pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah
Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya
dilahirkan serta Khadijah meninggal.
Islam dengan tafsiran kaku yang
dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi
memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.
Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah
tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam
musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju
menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.
“Saat ini kita tengah menyaksikan
saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarah-nya
akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters.
Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah
dimusnahkan selama 50 tahun terakhir ini. Bahkan
sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi
berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan
Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut
tertulis, “Pelestarian bangunan-bangunan
bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.
Nasib situs bersejarah Islam di Arab
Saudi memang sangat menyedihkan sahabat-ku., mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan
Islam sejak masa Rasulullah SAW. Semua
jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Dan sebalik-nya juga mereka malah
mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya
ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik
yang dari kaum jahiliyah maupun sebelum-nya
dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa
zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan
lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan
di kemudian hari.
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru
dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan
didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam
yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap
kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali
kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian
mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk
negeri ini.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu
masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah
meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu
meng-Islam-kan yang 10% sisanya.?
Mempertahankan yang 90 % dari terkaman
orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudah-nya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata
bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah SWT yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke
negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih
berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir…, “Naudzu billah min dzalik”
Oleh karena itu janganlah dipercaya
kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf
apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong
kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan
membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz
(yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang
terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan
anak-anak serta balita-pun mereka
bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805.
Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah,
padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah..? Karena nama
negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung
faham wahabi yaitu As-Sa’ud.
Sahabat-ku.., memang tepat sekali apa yang sudah di ingtakan oleh Nabi SAW, beliau telah memberitakan akan datangnya Faham
Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam
memberitakan sesuatu yang belum terjadi SUBHANALLAH.
Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab
shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Coba mari kita kaji bersama Hadits-hadits ini sahabat-ku diantaranya:
“Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah
itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk dengan tangan-nya ke
arah timur (Najed)”. (HR. Muslim
dalam Kitabul Fitan)
“Akan keluar dari arah timur segolongan
manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka
(tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari
busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan
kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul)”
Silahkan periksa Shahih Bukhari No 7123, Juz 6 hal 20748). Dan Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.
Nabi SAW pernah berdo’a: “Ya Allah,
berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata: Dan
dari Najed wahai Rasulullah, beliau berdo’a:
“Ya
Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga
kalinya beliau SAW bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta
di sana pula akan muncul tanduk syaitan.” Dan dalam riwayat lain di sebut dua
tanduk syaitan.
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan,
bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan
nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena
dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga
mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum
bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat
lain sebelum-nya. Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid
Abdurrahman Al-Ahdal: “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin
Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu
sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur
(gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian.
Bahkan Al-Allamah
Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan
dalam kitabnya Jala’udz Dzolam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW:
“Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki,
yang tingkah-nya bagaikan sapi jantan (sombong), lidah-nya selalu menjilat bibir-nya
yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta
kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin”.
AI-Hadits.
BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu
Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut
Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad
bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan
ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah
Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Pendiri
ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama’ mencatat
tahunnya dengan hitungan Abjad: “Ba daa halaakul khobiits” (Telah nyata
kebinasaan Orang yang Keji) (Masun Said Alwi)
Demikian catatan ini saya sudah dulu, semoga bisa
membantu para pembaca untuk dapat mengenali lebih dalam menganai siapa WAHABI
sebenar-nya……
Semoga Allah SWT akan selalu memberikan kita semua
Petunjuk/Hidayah-nya dalam setiap saat, agar kita selalu berada di jalan yang
di Ridhoi-nya….. Aamiin